Kalo si Merah sudah mau ngadat, memang kadang tak mengenal waktu dan tempat. Pulang dari hutan, tiba-tiba per-nya patah. Tidak tahu kalau itu sudah sore. Tidak tahu kalau di sana jauh dari bengkel. Tidak tahu kalo tuannya sudah ada janji. Juga tidak tahu kalau tuannya lagi boke. Maka terpaksa manggil tukang dan di-operasi di pinggir jalan. Untung saja ngadatnya jarang-jarang. Duh, Merah...
Minggu, Juni 18, 2006
Sabtu, Juni 10, 2006
Botram*
Rekreasi memang wajib. Setelah bekerja sebulan, kita perlu meluangkan waktu untuk menyegarkan suasana. Bersama. Dan, dibantu para ibu-ibu dan anak-anak, hal itu bisa dilakukan dengan botram.
Botram adalah makan-makan bareng ala orang Sunda. Biasanya bersama teman atau keluarga. Menunya nasi liwet, ikan asin plus sambel lalap. Lalapannya yang istimewa jengkol. wuih..
Bila ada lebih asik bila ditambah goreng ayam atau bakar ikan.
Botram enak dilakukan bila makanannya masih anget. Jadi masakannya dadakan, bareng-bareng. Lebih asik dilakukan di alam terbuka. Kebun, pinggir sawah atau sungai.
Setelah nasi liwetnya matang kemudian dituangkan ke daun pisang. Banyaknya daun pisang tergantung banyaknya orang. Bisa 2 sampai 4.
Selanjutnya lauk pauknya. Disebar merata agar semua kebagian.
Kemudian ya makan bareng....
Ajaib. Rasanya mantap. Meskipun lauk pauk seadanya dijamin anda akan makan dengan lahap.
Entah mengapa botram selalu membuat nafsu makan saya meningkat. Mungkin karena suasananya yang lain atau karena bersama dengan teman-temann.
Hmm.. botram adalah cara menggemukkan badan paling efektif!
Jumat, Mei 12, 2006
Men are from Mars Women are from Venus
DAHULU kala, orang Mars berjumpa dengan orang Venus. Mereka lalu jatuh cinta dan menjalin hubungan yang membahagiakan karena mereka saling menghormati dan menerima perbedaan-perbedaan antar mereka. Kemudian mereka tiba di Bumi dan mulai menderita amnesia. Mereka lupa bahwa mereka berasal dari planet yang belainan.
Begitu John Gray berkisah dalam serial bukunya yang cukup populer: Men are from Mars Women are from Venus. Sejak awal, kata Gray, pria dan wanita memang memiliki akar yang berbeda, sehingga memiliki sifat-sifat yang, tidak saja berlainan, tetapi juga sering bertolak belakang, khususnya berkaitan dengan perilaku mereka dalam berkomunikasi dan menjalin relasi.
Adanya perbedaan-perbedaan tersebut, repotnya, jarang dipahami oleh para pria dan wanita dan kerap menimbulkan konsekwensi yang tidak menyenangkan bagi hubungan antar mereka. Yaitu sering terjadi penangkapan maksud yang tidak tepat, alias salah paham, yang bisa berujung pada terjadinya perselisihan dan pertengkaran, bahkan perpisahan. Oleh karenanya, Gray menekankan agar kita perlu untuk memahami perilaku dan sifat-sifat dari pasangan masing-masing agar dapat menjaga keutuhan cinta dan keharmonisan hubungan.
Pria diibaratkan sebagai orang Mars, planetnya si Dewa Perang. Maka nilai-nilai kehidupan yang mereka anut pun tidak jauh dari itu. Pria menghargai kekuasaan, keterampilan, efisiensi dan prestasi. Mereka senantiasa melakukan apapun untuk membuktikan diri dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan mereka. Harga diri dirumuskan melalui kemampuan mereka dalam mencapai hasil-hasil. Mereka mengalami kepuasan terutama melalui sukses dan prestasi.
Maka jangan heran bila pria cenderung tidak suka dikoreksi atau diberitahu apa yang harus dilakukannya. Itu akan sangat melukai harga dirinya. Menawarkan nasihat yang tidak diminta kepada seorang pria berarti menganggap ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, atau bahwa ia tak dapat melakukannya sendiri.
Ini berbeda dengan wanita, si orang Venus, planetnya Dewi Kecantikan. Kehidupan mereka selalu dipenuhi dengan penghargaan atas cinta, komunikasi dan hubungan. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk memberi dukungan, menolong dan saling melayani. Makna diri mereka ditentukan melalui perasaan dan mutu hubungan-hubungan mereka. Mereka mengalami kepuasan karena berbagi dan berhubungan.
Makanya tak aneh bila wanita lebih senang berkumpul, membangun kebersamaan, bermasyarakat dan bekerjasama penuh cinta. Hubungan-hubungan itu dianggap lebih penting dari pada pekerjaan dan teknologi. Komunikasi merupakan kebutuhan utama. Berbagi perasaan pribadi jauh lebih penting daripada mencapai sasaran-sasaran dan keberhasilan. Berbicara dan berhubungan satu dengan yang lain merupakan sumber rasa puas yang luar biasa.
Perbedaan-perbedaan sifat tersebut kerap merepotkan. Misalnya, karena kebiasaan di Mars yang menjunjung tinggi efisiensi, para pria secara naluriah menawarkan pemecahan masalah apabila wanita membicarakan kesulitan-kesulitannya. Bila wanita membagi perasaan-perasaan kecewanya atau membicarakan kesulitan-kesulitannya, secara keliru pria menganggap wanita sedang mencari nasihat ahli. Maka si pria menjalankan perannya sebagai pemecah masalah dan mulai memberi nasihat. Inilah cara mereka memperlihatkan cinta dan usaha untuk menolong.
Ia ingin menolong si wanita supaya dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitannya. Si pria ingin dirinya bermanfaat bagi si wanita. Pria merasa ia dapat dihargai dan kemudian layak mendapatkan cinta si wanita bila kemampuan-kemampuannya digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah si wanita. Gray mengistilahkan pria sebagai: Tuan Pemberes Masalah.
Padahal sang wanita tidak membutuhkan itu. Bercerita, berbagi perasaan adalah sesuatu yang biasa dilakukan orang-orang Venus. Dan itu tidak dilakukannnya untuk mencari pemecahan masalah, tetapi lebih kepada mencari dukungan. Yang dibutuhkan si wanita adalah seseorang yang dapat mendengarkan keluh kesahnya secara empati dan penuh minat. Dan bisa ditebak, si pria akhirnya kecewa dan terpukul karena pemecahan-pemecahan yang ditawarkannya tidak membuat si wanita lebih baik.
Begitupun dengan wanita. Orang-orang Venus dikenal sangat intuitif. Memberi nasihat dan saran-saran merupakan tanda kasih sayang. Naluri mereka ialah ingin memperbaiki segala sesuatu. Apabila mereka menaruh perhatian kepada seseorang, dengan leluasa mereka menunjukkan apa yang dapat diperbaiki dan menyarankan bagaimana melakukannya. Menawarkan nasihat dan kritik secara membangun merupakan tindakan cinta kasih. Gray menyebut wanita sebagai: Panitia Perbaikan Rumah.
Maka ketika seorang wanita bertemu dengan pria yang menjadi pasangannya, ia akan selalu mencoba untuk memberi nasihat untuk memperbaiki apa-apa yang dirasakannya kurang. Dan ini kerap tidak diterima oleh si pria. Orang-orang Mars menangkap nasihat sebagai ungkapan bahwa dirinya adalah sesuatu yang rusak dan tidak baik, sehingga harus dibetulkan. Sesuatu yang memukul perasaan dan harga dirinya.
Bila mendapatkan masalah atau kekecewaan, pria biasanya berhenti berbicara. Ia membutuhkan waktu dan tempat untuk menyendiri, istilah Gray masuk gua, sampai dia mendapatkan alternatif-alternatif pemecahan masalahnya. Wanita, sering merasa bersalah dan diabaikan ketika pria berlaku demikian. Dia ingin membantu, berbagi rasa, tetapi si pria tidak menyukainya.
Sementara wanita sebaliknya. Dia akan mencari teman bicara yang dapat mendengarkan keluh-kesahnya yang kemudian dapat membuat dirinya merasa lebih nyaman. Parahnya lagi, teryata para pria dan wanita memiliki bahasa yang berbeda. Tepatnya, meski kata yang bisa diungkapkan persis sama namun memiliki pengertian yang jauh berbeda. Untuk dapat mengungkapkan perasaan-perasaannya secara utuh, wanita menggunakan berbagai macam superlatif, metafor dan generalisasi. Sementara pria biasanya memahami kata-kata itu secara harfiah, sehingga akan menanggapi dengan cara yang tidak mendukung.
Hal-hal seperti ini kerap menimbulkan ketidak enakan dalam hubungan pria-wanita. Padahal bila masing-masing memahami apa yang terjadi, hal tersebut sangat bisa dihindarkan.
Gray juga mengatakan bahwa pria memiliki sifat unik, yaitu itu seperti karet gelang. Secara berkala dia akan merasa perlu menarik diri sebelum dapat lebih mendekat. Hal itu dapat terjadi sama sekali tanpa alasan. Itu sudah menjadi daur alami para pria.
Pria menarik diri untuk memuaskan kebutuhan akan kebebasan atau otonomi. Setelah mulur, secara tiba-tiba ia akan berbalik kembali dengan cinta dan kehangatan yang sama tingkatannya dengan jarak ketika dia menarik diri.
Sementara wanita seperti gelombang. Harga diri wanita naik-turun seperti gelombang. Saat mereka senang, ia akan mencapai puncak, tapi suasana hatinya bisa berubah dengan tiba-tiba dan gelombangnya akan terhempas turun. Sebuah penurunan yang bersifat sementara, karena setelah mencapai dasar, tiba-tiba suasana hatinya berubah lagi dan ia kembali merasa senang akan dirinya.
Saat gelombang naik, wanita merasa mempunyai cinta yang melimpah untuk diberikan. Tetapi bila gelombang turun, ia merasa kosong hatinya dan harus diisi dengan cinta. Begitu terus. Konon siklus tersebut berlangsung selama 28 harian, atau mengikuti siklus menstruasi.
Perselisihan dapat terjadi ketika si wanita tidak memahami kenapa tiba-tiba si pria menarik diri. Pun terjadi ketika si pria merasa tak dihargai ketika tak mendapat respon yang diinginkan dari si wanita yang sedang berada dalam dasar gelombang. Masing-masing merasa bersalah dan menganggap merekalah penyebab terjadinya hal tersebut. Padahal, kata Gray, kondisi-kondisi tersebut sangat alami, dan tidak selalu disebabkan oleh perilaku pasangan masing-masing, sehinggat tidak perlu ada prasangka yang berlebihan yang bahkan akan menambah keruh suasana.
Gray juga mengatakan ada dua belas jenis cinta yang diperlukan pria dan wanita. Masing-masing memiliki enam yang primer. Wanita memerlukan jenis cinta berupa: perhatian, pengertian, hormat, kesetiaan, penegasan dan jaminan. Sementara pria membutuhkan: kepercayaan, penerimaan, penghargaan, kekaguman, persetujuan dan dorongan.
Tanpa kesadaran mengenai apa yang penting bagi lawa jenisna, pria daan wanita tidak tahu seberapa jauh mereka melukai pasangannya. Pria dan wanita terutama terluka bila tidak memperoleh jenis cinta primer yang mereka butuhkan. Gray mengatakan, umumnya wanita tidak menyadari cara-cara komunikasi mereka tidak mendukung dan menyakitkan hati pria. Mungkin ia mencoba peka terhadap perasaan-perasaan pria, tetapi karena kebutuhan cinta primer pria berbeda dengan wanita, si wanita tidak bisa mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan pria secara naluri.
Para pria selalu membayangkan diri sebagai seorang ksatria berbaju zirah berkilauan yang ingin berhasil dalam melayani dan melindungi wanita yang dicintainya. Bila merasa dipercaya ia sanggup memperlihatkan bagian luhur dari dirinya. Ia jadi penuh perhatian. Tetapi bila tidak merasa dipercaya, ia kehilangan sebagian tenaga dan gairah hidupnya, dan setelah beberapa waktu ia berhenti menyayangi.
Pria juga mesti tahu bahwa wanita tidak biasa meminta dukungan. Di Venus, semboyan mereka adalah "Cinta berarti tak pernah memnta!" Wanita menganggap bila pasangannya mencintainya, ia akan menawarkan dukungannya tanpa diminta. Tetapi pria banyak yang tidak menyadarinya. Karena di Mars, apabila anda menginginkan dukungan, anda harus memintanya. Kaum pria tidak secra naluriah terdorong untuk menawarkan dukungan, mereka harus diminta.
Namun untuk meminta dukungan dari si pria, si wanita juga harus berhati-hati jangan sampai menggunakan cara-cara yang keliru yang dapat mematahkan semangatnya. Contohnya adalah, jangan terkesan menuntut, karena bila itu dilakukan, betapapun manisnya si wanita merumuskan permintaan itu, yang didengar oleh si pria adalah kesan bahwa ia kurang memberi. Si pria akan cenderung semakin mengurangi pemberiannya, sampai si wanita menghargai apa yang terlah diberikannya.
Demikianlah, begitu besar spektrum perbedaan antara pria dan wanita yang dapat mempengaruhi keharmonisan sebuah hubungan. Pertengkaran dan perpisahan pasangan, kata Gray, seringkali bukan dikarenakan susutnya rasa cinta, tetapi banyak disebabkan oleh kegagalan mereka untuk saling memahami. Maka lain kali jika anda merasa kecewa dengan lawan jenis anda, Gray berpesan, ingatlah bahwa pria berasal dari Mars dan wanita dari Venus!
(Sayang, maafkan aku, baru sekarang mengerti segala kecemasan-kecemasanmu, kemarahan-kemarahanmu, keinginan-kinginanmu, harapan-harapanmu --semua rasa cintamu, yang kau sampaikan lewat isyarat-isyarat Venusmu itu. Maafkan aku yang gagal memahaminya saat itu.)
Kamis, April 20, 2006
K e m b a l i
SUDAH lebih empat bulan (sampai dua hari kemarin), blog ini tidak saya update -- bahkan sangat jarang saya kunjungi. Banyak hal yang menghalagi saya online: kesibukan, hilangnya mood hingga sulitnya mengakses internet di tempatku sekarang ini. Untunglah akhirnya semuanya bisa mulai terlampaui. Dan kini saya kembali, mudah-mudahan untuk seterusnya.
Selama empat bulan, tentu saja banyak perubahan yang terjadi. Yang paling terasa adalah kepindahanku ke tempat tugas baru. Setelah tiga tahun lebih bertugas kantor yang terletak di Bandung kota, kini saya berpindah ke daerah, tepatnya ke Rajamandala, sebuah distrik di sebelah barat Bandung kabupaten. Bila sebelumnya saya harus berkutat dengan masalah-masalah administratif di kantor (meski sekali-sekali ke lapangan juga), kini saya lebih bertanggungjawab dalam hal pengelolaan teritorial, yang harus menghadapi langsung problematika ril di lapangan. Sebuah tugas yang, tentu saja tidak makin ringan.
Pindah ke daerah, membawa saya ke kenyataan-kenyataan baru. Dari tempat tinggal, cakupan kerja, rekan sejawat, suasana kerja, kebiasaan dan hal-hal lain, yang harus mulai saya adaptasi kembali. Dan ini, tidak selalu mudah, apalagi bagi saya yang sebenarnya cenderung introvert. Banyak hal lucu juga terjadi. Misalnya, dalam jabatan sekarang, maka saya termasuk ”pejabat publik”. Karenanya saya harus sering berhadapan dengan banyak orang, terutama mereka yang memiliki keperluan berkaitan dengan kehutanan. Banyak yang kecele, karena tidak mengira yang mereka cari ada di depan matanya. ”Kok masih muda?”, begitu biasanya mereka bertanya, seakan tak percaya.
Hal tersebut juga membuat saya harus lebih berhati-hati. Harus lebih pandai menjaga sikap dan perilaku. Karena apa saya lakukan, kini, bisa menjadi perhatian banyak orang. Ini yang cukup merepotkan, karena saya sudah terbiasa hidup di kota, dimana setiap orang bak mahluk-mahluk tak beridentitas yang datang dan pergi setiap hari.
Tetapi saya juga menghadapi kesenangan-kesenangan baru. Misalnya, karena tidak terikat oleh batasan waktu kerja yang relatif ketat, kini saya lebih banyak memiliki waktu, yang sebenarnya memberikan saya untuk lebih berkreatifitas (sayang saya lebih sering malesnya). Suasana kerja pun lebih terasa informal. Tak banyak basa-basi. Sebuah hal yang sangat saya nikmati. Dan yang paling penting adalah: ada seseorang yang manis tiba-tiba hadir di kehidupanku (meski beberapa hari ini lagi ngambek).
Begitulah hidup, selalu berganti. Ada yang menyenangkan, ada yang menyebalkan. Ada yang hilang, ada yang datang. Ada yang bertambah, ada pula yang berkurang.
Semoga saja saya dapat menjalani semuanya dengan baik.
Selasa, Desember 06, 2005
Blog Sunda
Pernah ada seseorang bertanya, di shoutbox, apakah anda punya blog sunda? Saya jawab belum, mungkin ke depan.
Seseorang tersebut pantas bertanya demikian, karena memang saya kerap menyajikan masalah-masalah kesundaan di blog ini. Beliau barangkali penasaran, apakah saya -- yang sok Sunda ini, juga mempraktekan ide-idenya dalam sebuah karya --tak hanya omong?
Jujur saja, pertanyaan itu agak menyentak saya. Lama saya berfikir. Beliau benar. Saya tak bisa hanya menulis kesundaan, dengan bahasa yang bukan Sunda. Saya harus juga mulai menulis dalam bahasa Sunda.
Dan, anda tahu? ternyata tak mudah. Bahasa Sunda ternyata memiliki rasanya sendiri, ketika dituangkan dalam tulisan. Rasa yang kadang tak dapat saya raih, karena alur pikir saya tetap dalam bahasa Indonesia. Begitu memang kita diajari sejak semula. Sering, alih-alih menulis, yang terjadi malah "menerjemahkan". Menerjemahkan alur fikir bahasa Indonesia kita ke dalam alur fikir sunda. Yang sebenarnya tak sama.
Sebenarnya cukup aneh juga. Bahasa yang kita gunakan sehari-hari, tetapi kok susah ketika diterjemahkan ke dalam tulisan?
Tetapi baiklah. Kita perlu belajar bukan? Dan ini dia: carita sunda kang avid
Langganan:
Postingan (Atom)