Pernah ada seseorang bertanya, di shoutbox, apakah anda punya blog sunda? Saya jawab belum, mungkin ke depan.
Seseorang tersebut pantas bertanya demikian, karena memang saya kerap menyajikan masalah-masalah kesundaan di blog ini. Beliau barangkali penasaran, apakah saya -- yang sok Sunda ini, juga mempraktekan ide-idenya dalam sebuah karya --tak hanya omong?
Jujur saja, pertanyaan itu agak menyentak saya. Lama saya berfikir. Beliau benar. Saya tak bisa hanya menulis kesundaan, dengan bahasa yang bukan Sunda. Saya harus juga mulai menulis dalam bahasa Sunda.
Dan, anda tahu? ternyata tak mudah. Bahasa Sunda ternyata memiliki rasanya sendiri, ketika dituangkan dalam tulisan. Rasa yang kadang tak dapat saya raih, karena alur pikir saya tetap dalam bahasa Indonesia. Begitu memang kita diajari sejak semula. Sering, alih-alih menulis, yang terjadi malah "menerjemahkan". Menerjemahkan alur fikir bahasa Indonesia kita ke dalam alur fikir sunda. Yang sebenarnya tak sama.
Sebenarnya cukup aneh juga. Bahasa yang kita gunakan sehari-hari, tetapi kok susah ketika diterjemahkan ke dalam tulisan?
Tetapi baiklah. Kita perlu belajar bukan? Dan ini dia: carita sunda kang avid