SAYA selalu kagum terhadap mereka-mereka yang memegang teguh prinsip dalam hidup, meski prinsip yang dia anut tersebut sangat berbeda dengan kebanyakan orang, bahkan menentang arus. Bagi saya itulah esensi hidup. Dalam hidup, kita harus memiliki kekhasan tersendiri, sehingga orang dengan sadar dapat merasakan kehadiran kita di lingkungannya. Dan itu dapat tergambar dari prinsip yang dia anut.
Begitu pula saya mengagumi mendiang Cak Nur. Salah seorang yang dikenal sangat berprinsip. Kita masih ingat lontaran-lontaran idenya yang kerap melawan arus. Jargon "Islam Yes, Parpol Islam No". Ajakannya untuk bersekularisasi (dalam pengertiannya sendiri), yang sempat menyebabkan dia disuruh tobat oleh Ridwan Saidi. Ide-ide inklusifisme islam, dan lain-lain. Kesemuanya itu memberikan gambaran yang khas tentang Cak Nur. Dan membuatnya dikenal.
Tetapi kita tahu bahwa Cak Nur bukanlah tipe yang asal melawan arus, sehingga membuatnya berbeda. Cak Nur melakukanya justru dengan kesadaran penuh. Sebuah tingkat kesadaran pinandita, yang tidak mudah dicapai oleh orang kebanyakan. Kesadarannya jauh mendahului zamannya. Maka kita pun maklum, jika akhirnya beliau kerap disalahfahami. Dan diakui atau tidak, pada akhirnya, kini kita pun dapat mengakui kebenaran-kebenarannya. Ide-ide dan pengaruhnya secara nyata terasa dalam kehidupan sosial bernegara kita, langsung atau tidak langsung.
Selamat jalan Cak. Mungkin anda tidak mengenal saya, tapi anda telah banyak menginspirasi saya. Selamat, anda telah menjalani ujian hidup ini dengan sukses. Saya selalu berdoa, agar dapat mengikuti jejakmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar