Selasa, Juni 29, 2004

S i t i

DARA cantik ini memang sungguh mempesona. Sejak kemunculannya di Indonesia beberapa tahun yang silam, penyanyi asal negeri jiran ini langsung membuat jutaan orang, termasuk saya, jatuh hati. Suaranya yang merdu dengan penampilannya yang sederhana, membikin orang terkagum-kagum. Bahkan sampai kini, sudah sekitar lima tahun berkiprah, kekaguman orang terhadapnya tidaklah berkurang. Malah bertambah. Paling tidak, tayangan konser eksklusifnya di Trans TV kemarin membuktikannya.

Siti bukanlah yang pertama dan satu-satunya penyanyi asal Malaysia yang meraih sukses di negeri ini. Dulu zaman bapak ibu kita, terkenal nama Anita Sarawak yang cukup melegenda. Kemudian, generasi awal 90-an tentu mengenal Search band, dengan ciri khas lengkingan suara Amy, sang vokalis, yang menggebrak blantika musik Indonesia dengan Issabela dan beberapa hits lain, yang sempat menjadi lagu wajib kami. Saat itu saya masih remaja belasan tahun.

Lalu diikuti juga oleh band-band lain sejenis, dari Iklim, Wings, May, Uks sampai Slam, yang kemudian melahirkan genre musik khas: merdu mendayu, nada dasar di minor, dan lirik yang cengeng. Sampai-sampai saya sempat menyangka semua pria Malaysia kerjaannya setiap hari patah hati melulu. Waktu itu di Indonesia juga lagi zaman keemasannya lagu-lagu Deddy Dores, yang hampir serupa. Klop lah.

Tetapi nampaknya genre musik tersebut hanya ngetop pada kalangan menengah ke bawah. Saya masih ingat, pada kuis Gita Remaja di TVRI dulu, Kris Dayanti, kala itu masih imut, tidak dapat menebak lagu Cinta Kita-nya Amy Search dan Inka Kristi yang sedang ngetop-ngetopnya. Padahal, ketika diajukan soal musik barat, yang tidak pernah saya dengar, Kris begitu cepat memencet tombol.

Mereka yang berasal dari kalangan atas, atau yang berlagak atas, barangkali lebih mengenal Sheila Madjid, sang Diva, yang mulai terkenal dengan Antara Anyer dan Jakarta-nya di awal 90-an juga. Atau yang sekarang lagi naik daun, Too Phat, yang berhasil menggandeng Dian Sastro di album barunya.

Jadi cukup banyak penyanyi Malaysia yang terkenal di Indonesia. Tetapi dari kesemua itu, barangkali hanya Siti Nurhaliza yang memiliki kekhasan tersendiri, karena pengemarnya yang bejibun, dan berasal dari semua kalangan. Kaya-miskin, tua-muda, kota-desa, pria-wanita, goblok-pinter. Bahkan dari teman saya yang tidak pernah sembahyang, sampai Aa Gym pun, mengaguminya. Siti benar-benar telah berhasil memikat hati semua orang.

Maka kini Siti pun makin sering tampil di Indonesia. Kabarnya dia memang lebih betah tinggal di sini dari pada di negerinya sana. Bahkan menurut sahibul gosip, Siti juga menginginkan untuk mendapatkan suami orang Indonesia. Tak heran bila kemudian kedua adik saya begitu besemangat mempromosikannya. Berkali-kali mereka mengsms agar saya ikut mendaftar. Ngaco! kata saya, yang membuat keduanya sedikit tersinggung. Kiranya mereka cukup serius dengan proposalnya itu. Gendeng!

Tetapi mengapakah dara ini bisa membuat orang-orang di negeri ini begitu terpikat?

Suaranya memang merdu. Lagu-lagunya juga enak didengar. Wajahnya cantik rupawan. Tetapi semuanya tidak akan menjadi begitu mempesona, tanpa daya tarik yang satu ini: attitude-nya. Kesederhanaan penampilannya, kesantunan cara bicaranya, keluguan sikapnya. Cara berbusananya yang sopan, gaya menarinya yang tidak berlebihan, juga kehidupannya yang jauh dari glamourisme. Siti nampaknya telah dapat mengisi kerinduan orang akan eksotisme gadis timur, yang kini hampir menghilang, terhanyut arus modernisasi. Siti adalah sang Putri dari Timur, yang cantik, baik hati, dan pandai menjaga kehormatan diri. Pada Siti hadir semua hal yang didamba orang-orang di negeri ini.

Yang saya herankan adalah mengapa fenomena ini tidak menimbulkan wabah, seperti fenomena-fenomena lain. Goyang ngebor Inul, sempat begitu mewabah, hingga menghasilkan varian-varian lain, dari goyang patah-patah, goyang kayang sampai goyang ngecor. Heboh F4 telah menyebabkan banyak anak muda bergaya model Dao Ming Se atau Wu Ce Li. Dulu, waktu gaya rambut Demi More dan Keanu Reeves, membikin orang tidak betah memanjangkan rambutnya.

Mengapakah kesederhanaan dan kesantunan Siti tidak membuat gadis-gadis muda kita tergerak untuk mengikutinya?

Sampai saat ini saya tidak bisa menemukan jawabannya.

1 komentar:

z.i.l mengatakan...

mungkin kerna sikap yang santun lahir dari hati yg tulus dan ikhlas..bukan hasil kepura-puraan...memangnya ramai anak muda kita mudah mengasimilisasi budaya hip hop,rock ,dangdut dan apa2 saja yang mudah diikut..tp saudara pasti terfikir mereka cuma menjadikan itu ikut-ikutan saja. mereka bukanlah menjadi diri mereka dengan ikutan sebegitu. sebaliknya untuk jadi dara persis siti nurhaliza, perlu punya jiwa yang ikhlas dan suci..yang akhirnya mampu tertonjol dengan perbuatan dan penampilan..