Sabtu, Januari 24, 2004

Mukadimah

Menulis bagi saya bukanlah perkara yang mudah. Bila seorang teman biasa menulis semudah dia berjalan --dengan kualitas selalu di atas rata-rata, saya kadang membutuhkan waktu berminggu-minggu guna mendapatkan ide dan energi untuk sebuah tulisan. Dan selama itu pula saya terjebak dalam gulana. Orang-orang yang mengenal saya dengan baik tentu akan faham betapa saya membenci pekerjaan ini.

Tapi apa boleh buat. Berkaca dari jejak yang ditinggalkan orang-orang besar, dimana menulis hampir merupakan suatu "kewajiban", saya pun harus belajar memulainya. Toh saya pun kerap menikmatinya.

Sesekali timbul pula keajaiban. Kata-kata menghampiri dengan tiba-tiba, meski hanya sepotong-sepotong. Itu terutama terjadi manakala elan romantik menyapa dalam kesendirian.

Barangkali memang begitu adanya. Saya hanya bisa menulis ketika gelisah.

Seperti juga Nietszche, saya hanya bisa menulis dengan darah!