Minggu, Juni 05, 2005

S O S

BASUKI, si pelawak pencela, barangkali tak pernah menyangka apa yang dilakukannya kepada grup SOS dalam ajang kontes lawak di TPI beberapa waktu lalu, malah memberi berkah bagi grup asal Bandung tersebut. Hampir di setiap komentarnya, bila komdian yang pernah tergabung bersama Timbul dan Kadir dalam grup BATIK kebetulan menjadi Tim Pencela, Basuki selalu mencela dalam arti sebenar-benarnya kepada Sule dan kawan-kawan. Padalah biasanya anggota tim Pencela lain malah memuji habis-habisan.

Basuki mencela SOS karena Sule, Oni dan Ogi selalu menampilkan ciri khas Sunda dalam setiap penampilannya. Kita mengingat Sule karena lengkingan khas sinden jaipongnya yang cempreng atau Oni yang disebut-sebut penerus Kang Ibing dengan setelan Kabayan-nya. Dan itu nampaknya membuat gusar Basuki. "Aku enek dengan kalian, acara ini bukan hanya ditujukan untuk orang Sunda saja", sergahnya. Padalah banyak tim lain, bahkan Basuki sendiri, yang berkali-kali berbicara dalam bahasa Jawa, dan tidak dipermasalahkannya. Bahkan di lain waktu tanpa tedeng aling-aling dia mempertanyakan, "Mana ada grup lawak Sunda yang lestari?". Basuki barangkali gusar karena jagoannya, grup dari Jawa Timur itu, kalah lucu.

Tentu saja hal tersebut mendapat reaksi, paling tidak dari Kang Ibing, yang kebetulan juga sering ditunjuk sebagai tim Pencela. "Jangan takut meniru", katanya. "Kita hidup toh juga meniru orang-orang tua kita" belanya bijak. Celaan Basuki juga telah menggugah orang-orang Sunda untuk terus mendukung satu-satunya Grup lawak dari Jawa Barat yang menjadi peserta API pertama ini. Terbukti kemudian Polling SMS-nya jauh melesat, dan membuatnya merebut juara. Selain tentu saja itu disebabkan penampilannya yang memang nampak lebih matang dari grup-grup lain.

Simpati tidak saja datang dari orang Sunda. Seseorang bahkan menulis ke Surat Pembaca PR, "Saya orang Jawa, tapi mendengar celaan Basuki, saya tahu saya harus membela orang Sunda" katanya.

Kita tahu SOS kemudian menjadi Juara. Ada yang mengatakan ini salah satunya berkat ulah Basuki tersebut. Oleh karenanya, dari kacamata positif, orang Sunda yang mendukung SOS sudah selayaknya berterima kasih kepada pemeran Mas Karyo itu. Basuki benar ketika mengatakan bahwa tidak ada grup lawak Sanda yang lestari. Setelah era D'Bodor dan D'Kabayan di tahun 80-an, memang tak ada lagi grup lawak Sunda yang berpengaruh. Di televisi, dunia lawak selalu didominasi oleh warna Jawa atau betawi. Jarang yang bernuansa Sanda. Ini ironis, karena orang Sunda dikenal sangat menyukai humor (heureuy). Seharusnya, Sunda melahirkan komedian-komedian yang besar di tingkat nasional. Dan Basuki mengingatkan hal itu.

Maka munculnya SOS ke pentas nasional, bersama komedian-komedian Sunda lain seperti trio Aming, Ronald dan Tike dalam Extravaganza, patut di syukuri. Mereka adalah generasi baru pelawak Sunda, yang mudah-mudahan saja bisa me-nasionalkan Sunda melalui jalur komedi. Selamat buat SOS!

Tidak ada komentar: